Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Online, Ternyata, Sangat Sadis !
BALIKPAPAN, ANTPNEWS110.COM Polisi tidak butuh waktu lama untuk menangkap pelaku pembunuhan terhadap Handarri 27 tahun warga RT 04 Kelurahan Sepinggan Baru Kecamatan Balikpapan Selatan Kota Balikpapan, Karyawan Pegadain, nyambi jadi sopir taksi online diwaktu libur.
Handarri ditemukan tewas dengan darah memenuhi kepalanya, di semak-semak di Jalan Perum Prona Lestari II, Kelurahan Sepinggan Kec. Balikpapan Selatan Kota Balipapan Provinsi Kaltim, Selasa (12/6). Dua meter dari mobil merah miliknya yang terperosok menghantam pohon. Ditemukan luka di bagian kepala, telinga, dan punggung.
Tersangka pembunuhnya pun ditangkap PJR Ditlantas Polda Kaltim pada pukul 16.40 Wita. Pelaku bernama Darmadi Anca. Dia diamankan di Jalan Soekarno-Hatta Km 51. Tepatnya di Rumah Makan Tahu Sumedang.
Dirkrimum Polda Kaltim Kombes Andhi Triastanto melalui Kasubdit Jatanras Kompol Yohanes membenarkan pelaku telah ditangkap. Sebelumnya, pada pukul 15.00 Wita, ditemukan petunjuk soal Darmadi dari seorang rekannya. Yang mengaku mengantarkan Darmadi ke indekosnya di Jalan Prapatan, Balikpapan Kota dengan kondisi tangan terluka.
Dari informasi tersebut, petugas mengejar tersangka ke indekosnya. Namun, Darmadi sudah tak ada. “Kemudian, kami mendapat petunjuk jika pelaku menyewa mobil untuk berangkat ke Sangatta, Kutai Timur,” ucap Yohanes.
Dari sana, koordinasi dilakukan. Tim gabungan dari penyidik Polsek Balikpapan Selatan dan Polres Balikpapan dan Subdit III Jatanras Polda Kaltim meminta jajaran Ditlantas untuk melakukan razia. Darmadi pun berhasil terjaring.
Pukul 20.50 Wita, Anca pun langsung dibawa ke Polres Balikpapan. Menumpang mobil penyidik, Anca hanya bisa menunduk di kursi belakang mobil. Saat dibawa, dia menutupi kepalanya dengan kaus putih. Tak ada kalimat yang meluncur dari mulutnya saat ditanya motifnya membunuh.
Dari mobil, Anca langsung digiring ke sel tahanan Polres Balikpapan. “Hasil interogasi sementara, pelaku menyebut dia berselisih paham dengan korban. Sakit hati karena orderannya tak sesuai,” Nyingung gitu, Pak,” sebut Anca. “Nyinggung gimana?” desak polisi. Pemuda dengan tato di lengan kanan ini mengatakan, tersinggung karena korban tak terima dengan uang yang ada di dompetnya hanya Rp 16 ribu. “Duit segitu aja mau diantar sampai sana,” imbuh Anca.
Sebelum pembunuhan terjadi, Anca memesan layanan taksi online untuk diantarkan ke rumah rekannya di Jalan Prona III, arah ke TPU Sepinggan. Order itu diterima oleh Handarri, kemudian meluncur mengantarkan Anca menggunakan mobilnya, Toyota Ayla merah KT 1713 ZS.
Dalam perjalanan, terjadi selisih paham terkait tarif yang dikenakan. Sementara Anca mengaku hanya punya uang Rp 16 ribu. Handarri tentu saja kaget karena sebelum order, berapa tarif yang dikenakan sudah tercantum dalam aplikasi. Sementara Anca baru ngomong uangnya cuma Rp 16 ribu saat di tengah perjalanan.
Cekcok itu terjadi di kawasan Jalan Prona III, RT 53, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan. Tak terima dengan omongan Handarri, Anca lantas mengeluarkan pistol gas dan menembak korban.
“Pakai tembakan gas, Pak. Tembakannya ada sama teman saya, Yadi, di rumahnya sama HP ketinggalan di Sepinggan,” seloroh Anca.
Kepada polisi, Anca berulang kali menegaskan, tindakannya menghabisi nyawa Handarri murni spontanitas karena tersinggung dengan omongan korban. Terkait penyebab kematian korban masih diselidiki kepolisian. Namun terdapat sejumlah fakta berbeda, terutama soal senjata yang digunakan untuk merenggut nyawa Handarri.
Keterangan sementara dari Polda Kaltim, Handarri sempat lari setelah ditembak menggunakan airsoft gun. Korban kemudian dipukul empat kali menggunakan dongkrak, setelah itu ditikam ke bagian kepala bawah telinga kiri dan punggung. “ ujar Yohanes.
Laporan : Tim ANTPNEWS