Soal Arogansi di Bandara Ahmad Yani, Gubernur Ganjar Tak Akan Toleransi
SEMARANG, ANTPNEWS110.COM — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan tidak akan menoleransi arogansi oknum sopir taksi Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
Ganjar berujar sudah menginstruksikan Dinas Perhubungan Jawa Tengah segera membantu untuk menjembatani permasalahan tersebut.
“Saya sudah meminta Dinas Perhubungan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, agar kejadian tidak terulang,” ungkap Ganjar melalui telepon, Senin (16/7/2018) malam.
Suami Siti Atikoh itu meminta pihak Angkasa Pura 1 selaku pengelola bandara segera turun tangan, karena fenomena dugaan monopoli taksi bandara sudah beberapa kali terjadi.
“Nah sekarang ini mencuat. Dulu di tempat yang lama (bandara lama) juga seperti ini. Maka intinya, kan ini bandaranya mumpung baru, segera GM (General Manager) untuk mengatur,” ujarnya.
Pria berambut putih itu berharap Angkasa Pura 1 bisa bekerja sama dengan taksi lainnya. Angkasa Pura harus bisa transparan, serta belajar dari bandara lain yang lebih dulu bisa mengelola.
Ganjar berpendapat taksi bandara tidak boleh bermonopoli. Apalagi penyedia transportasi itu disuplai koperasi Angkatan Darat. Semestinya pihak penyedia layanan bisa bekerja sama dengan taksi lain.
“Dan kejadian seperti ini sebenarnya terjadi di bandara lain yang tipologinya sama. Tapi, kayak Jakarta juga sudah bisa kok mengelola dimana tidak hanya satu suplier saja, sehingga nanti ada persaingan. Seyogyanya, harus bisa saingan layanan,” bebernya.
“Sehingga tidak seenaknya saja, kayak taksinya kotor, taksinya bau, tarifnya tidak jelas. Kalau ada saingan, pasti ada layanan yang lebih baik,” imbuh Ganjar.
Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, menyesalkan tindakan oknum yang memberhentikan taksi dan menurunkan penumpang bandara secara paksa. Menurutnya, ada cara yang lebih bijak untuk mengatasi persoalan tersebut. Terlebih lagi, Pemkot Semarang saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan wisata Kota Semarang hingga mancanegara.
Sehingga, kejadian di bandara sekelas Bandara Internasional Ahmad Yani tersebut berdampak pada wisata Semarang.
“Payah itu, masa penumpang diturunkan. Tindakan yang enggak mendukung program wisata Semarang. Harusnya ada cara yang lebih bijak untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Hendi, sapaan Hendrar Prihadi, Senin (16/7).
Menurut Hendi, monopoli transportasi oleh taksi khusus yang terjadi di Bandara Ahmad Yani tidak perlu terjadi. Seharusnya, sudah seharusnya semua transportasi dapat mengakses penumpang bandara secara bebas.
Oleh karenanya, kata Hendi, pihaknya akan segera mengkomunikasikan persoalan tersebut dengan pengelola bandara yaitu PT Angkasa Pura I untuk menyelesaikannya.
“Bagi saya, harusnya yang proporsional dan adil. Nggak perlu serakah. Sekarang kan eranya berbagi, tumbuh berkembang bersama menjadikan Semarang kota yang hebat,” jelasnya.
Editor : Tanto Ribowo