Ratusan Bhabinkamtibmas se-Polda Kalimantan Timur Ikuti Pelatihan di Grand Tjokro Balikpapan
Balikpapan, ANTPNEWS110.COM — Dalam rangka meningkatkan pemeliharaan dan kemampuan bagi pelaksana program quick wins kegiatan satu, Dit Binmas Polda Kaltim menggelar pelatihan dengan tema penertiban dan penegakkan hukum bagi organisasi radikal dan anti pancasila, bertempat di Ballroom Grand Tjokro Balikpapan, Selasa (18/09/2018).
Kegiatan pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Dir Binmas Polda Kaltim Kombes Pol. Drs. Yudhi Faisal H, S.H., M.H., dan dihadiri oleh kepala kementrian agama kota balikpapan, serta seluruh kasat binmas dan personil binmas jajaran polda kaltim.
Dalam kesempatan ini Dir Binmas Polda Kaltim menyampaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan peningkatan kemampuan personal ini sebagai implementasi dari reformasi birokrasi Polri gelombang III yang diintegrasikan dengan acuan strategis Polri Polri 2015 2019 dan 8 program quick Wins. hal ini sejalan dengan tema kali ini yaitu melalui pemeliharaan peningkatan kemampuan personil pelaksana kurikulum Renstra Polri pelaksana kegiatan 1 kita wujudkan personil Polri yang profesional modern dan terpercaya dalam penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal dan anti Pancasila.
Kompleksitas tantangan tugas yang dihadapi oleh Polri saat ini tidak dapat dipisahkan dari 2 fenomena besar yang terjadi dalam kehidupan manusia yaitu demokratisasi dan globalisasi. demokratisasi yang melanda dunia telah memberikan ruang yang lebih luas bagi setiap orang untuk terlibat aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ,realitas ini membawa dampak terhadap keberadaan hak berpolitik kebebasan menyampaikan pendapat serta tuntutan akan HAM dan supermasi hukum. pada waktu yang bersamaan globalisasi yang terjadi juga telah membuat dunia menjadi tanpa batas dan menghasilkan perubahan besar dalam semua aspek kehidupan manusia
pada aspek keamanan kedua fenomena tersebut telah memunculkan beberapa implikasi negatif di masyarakat. seperti munculnya ragam kejahatan berdimensi baru yaitu nilai nilai primodial yang berlatar belakang kesukuan maupun keagamaan serta pemanfaatan negatif dari media sosial maupun media online untuk penyebaran ujaran kebencian ataupun hoax yang meresahkan masyarakat
seperti akhir-akhir ini berkembang pemberitaan terjadinya penganiayaan terhadap ulama atau tokoh agama, terorisme radikalisme dan intoleransi yang dapat mengancam keutuhan,kerukunan , persatuan dan kesatuan bangsa mengingat bangsa Indonesia memiliki berbagai suku bangsa dengan beragam sikap kepercayaan nilai atau kebutuhan sehingga merupakan suatu kondisi yang sangat rentan untuk terjadinya konflik antara suku bangsa yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas.
Menyikapi kondisi tersebut upaya telah dilakukan oleh Polri dengan memaksimalkan Satgas Nusantara dengan melakukan penggalangan, kegiatan deteksi dini, dan melakukan anjangsana silaturahmi Kamtibmas ke pesantren tokoh agama dan tokoh masyarakat, memonitor penggunaan media internet maupun media sosial terutama terkait ujaran kebencian dan hoax yang meresahkan masyarakat serta melakukan pengamanan pada tempat-tempat ibadah dan para tokoh agama Hal ini sebagai bukti pertanggung jawaban pihak kepolisian dalam mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif bagi masyarakat.
Dalam penutupnya ia menambahkan dengan adanya kegiatan iniPemeliharaan dan Peningkatan kemampuan Personel Pelaksana Program Quick Wins Polri, diharapkan ke depan dapat meningkatkan koordinasi dalam rangka peningkatan kinerja, supaya masyarakat dapat merasakan secara langsung pelayanan yang diberikan oleh anggota Polri.
Laporan : Budi Ansor